“Kota Madinah itu selalu bikin kangen, terutama di Bulan Ramadhan. Suatu saat kamu akan mengerti apa alasannya”
Umroh Promo – Kalimat itu saya dengar dari teman. Dia baru saja pulang dari menjalankan tugasnya sebagai tour leader/ pendamping rombongan jama’ah umroh. Sepintas muncul di benak saya, “Seperti apa ya rasanya menjalankan ibadah puasa Ramadhan di Kota Madinah.?”
Alhamdulillah di bulan Juni 2017 saya berkesempatan kembali menikmati Kota Madinah sebelum bertolak ke Kota Mekah untuk menjalankan tugas sebagai tour leader/ pendamping ibadah umroh. Keberangkatan dari Cengkareng menuju ke bandara King Abdul Aziz, Jeddah.
Dari bandara King Abdul Aziz Jeddah, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Kota Madinah dengan menggunakan transportasi Bus, kebetulan Saya kebagian program paket umroh di akhir bulan Ramadhan.
Masjid Nabawi, Masjid Agung di Kota Madinah
Pertama kali saya melihat dan berkunjung ke Masjid Nabawi, saya langsung paham apa maksud dalam kalimat yang ada di atas artikel ini. kita aka merasakan suasana yang begitu damai, teduh dan haru yang muncul saat itu.
Di bawah kubah besar yang berwarna hijau itu terletak makam Nabi Muhammad SAW. Makam Rasulullah ini berdampingan dengan makam dua sahabat Rasulullah. Yaitu Abu Bakar As Siddiq dan Umar bin Khattab. Di antara makam Rasulullah dan mimbar tempat beliau berkhotbah terdapat sebuah tempat yang bernama Raudhah, dimana tempat ini di tandai dengan karpet yang berwarna hijau.
Untuk jama’ah laki-laki tidak ada Batasan waktu untuk bisa berada di raudah akan tetapi untuk jamaah perempuan ada keterbatasan waktu untuk bisa berada di raudah, yaitu ba’da subuh, asar dan isya. Untuk menuju raudhah, jama’ah harus sabra mengantri. Karna kondisi raudah yang sangat berdesak-desakan Askar memberlakukan system antrian dikelompokkan berdasarkan negara serumpun. J ama’ah Indonesia dikumpulkan bersama dengan jama’ah dari negara-negara melayu untuk keselamatan dan menghindari insiden saat berdesakan.
Di halaman Masjid Nabawi terlihat payung-payung raksasa yang terbuka secara otomtais saat cuaca panas. Payung raksasa ini juga berfungsi sebagai penampung air hujan yang akan disalurkan menuju penampungan dari pipa yang ada di tengah payung ini. Banyak jamaah yang menantikan terbuka dan tertutupnya payung ini karna menjadi pertunjukan yang menarik untuk para jama’ah masjid.
Suasana Menjelang Berbuka Puasa di Masjid Nabawi Madinah
Sebelum berangkat saya agak kuatir dengan cuaca di sana. Menurut informasi yang saya peroleh, suhu di sana diatas 45 derajat Celcius. Alat tempurpun sudah saya sipakan dari awal seperti sunblock, kaca mata hitam, masker dan lipbalm dan tak lupa yang tak kalah penting adalah obat-obatan dan multivitamin, sedangkan untuk makanan, saya tidak khawatir karena sudah disediakan katering hotel khusus masakan Indonesia.
Menjelang waktu berbuka puasa akan digelar karpet-karpet panjang di halaman Masjid Nabawi. Di atas karpet panjang ini diletakkan sajian untuk berbuka puasa dari kurma, roti arab, minuman sari buah, buah-buahan, makanan berat dan banyak macamnya. Sajian ini disediakan oleh para dermawan yang ingin beramal di bulan Ramadhan. Disini ada hal yang unik yang benar-benar baru saya alami,.. dari hlaman masjid banyak anak-anak yang bertugas menawarkan tempat untuk berbuka puasa di lapak-lapak mereka, merka berebut untuk mendapatkan jamaah yang hendak berbuka puasa di Masjid Nabawi.
Ada satu momen yang menurut saya hanya ada di Madinah tidak ditempat-tempat lain, ketika saya sudah menentukan tempat mana yang akan dijadikan tempat untuk berbuka puasa, berjalanlah saya bersama anak tersebut menuju lapaknya, ketika ada anak lain yang coba menawarkan lapak lain, si anak yang sudah terlebih dahulu berjalan Bersama sama marahnya bukan main,.
BACA : Pengertian Ibadah Umroh |
---|
Begitu Adzan Maghrib berkumandang, para jama’ah akan menyantap hidangan. Waktu yang disediakan hanya sekitar 15 menit. Kemudian plastik putih yang diletakkan di depan para jama’ah itu akan digulung begitu waktu berbuka yang disediakan sudah selesai. Dan dilanjutkan dengan sholat Maghrib berjama’ah.
Setelah sholat Maghrib, pulang ke hotel sebentar untuk makan malam. Oh iya di Madinah jeda antara Sholat Magrib dan Insya lebih panjang dari Indonesia, setelah makan malam di hotel saya kembali ke masjid untuk melakukan sholat Isya dan sholat Tarawih. Di Masjid Nabawi sholat Tarawih di imami oleh dua imam besar Madinah, selesai sekitar jam 11 malam, saya kira sudah selesai samapai disini, ternyata 30 menit kemudian kembali melaksanakan Sholat qiamul lalil hingga jam 1 malam, barulah saya pulang ke hotel untuk beristirahat dan santap sahur yang berjarak sekitar 100 meter dari Masjid Nabawi.
Aktifitas di Madinah lebih banyak dilakukan pada malam hari ketimbang siangf,. Dari Ba’da Asar hingga Qiamul Lail Masjid Nabawi di penuhi oleh Jamaah dari seluruh dunia,..
Madinah di Bulan Ramadhan Sangat Istimewa
Saat ini ibadah umroh semakin banyak peminatnya dari Indonesia. Selain karena daftar antrian Haji yang cukup lama 10 – 20 tahun juga kemudahan untuk ber umroh yang ditawarkan oleh Biro Perjalanan Umroh yang bisa kita dapatkan, sebagai contoh Sewarna Travel yang menawarkan beberapa paket umroh seperti Program Umroh Promo, Umroh Ramadhan, Umroh Syawal, Umroh Plus Turki, Umroh Plus Dubai dan beberapa paket lainnya, Tinggal pilih waktu, paket dan harganya. Lalu nikmatilah perjalanan yang menyenangkan dan berkesan.